Sabtu, 17 Mei 2014

Cinta dalam Tata Surya

ketika matahari dikelilingi planet" lain
bumipun enggan untuk mengitarinya
bumi ingin menyalahi garis orbitnya
bumi ingin pergi sejauh mungkin bersama bulan
tapi bulan tak kunjung hadir.
bulan hanya hadir di malam hari
bulan pasti akan menunggu bintang
ada banyak bintang
entah bintang mana yang ditunggu
pasti bintang yang paling terang
bumipun sendiri
enggan menatap matahari
meskipun matahari selalu menyinarinya disiang hari
mungkin sinarnya terlalu panas 
atau kurang bahkan tak ada
atau mungkin karena matahari juga menyinari planet lainnya

Selasa, 11 Februari 2014

Selembar Daun Momiji







 
Aku tahu kita takkan bersatu
Aku tahu kau bukan untukku
Tinggal aku yang menghitung waktu
Perpisahan itu semakin menyentuhku

Kau takkan pernah tahu betapa dalamnya cintaku
Mungkin suatu saat nanti kau baru akan
mengerti betapa aku mencintaimu

Seandainya kau tahu, aku tidak 
mengharapkan apa-apa
Yang kuharapkan hanyalah kau bahagia
Walau diriku harus menderita
Tapi hanya itulah yang selalu kupinta

_Yang mencintaimu. Yamada_



Rabu, 13 November 2013

Puisi "Bukan Aku (Cemburu)"






Dia selalu ada untuk mereka
tapi bukan untuk aku
Dia selalu peduli tentang mereka
tapi bukan tentang aku
Dia selalu menghubungi mereka
tapi bukan aku
     Aku
     Entah
     Dihatinya?
     Mungkin
     Iya atau tidak
Ada
Iya ada
Entah apa
Ah tidak
Tak peduli
     Sedikit ada untukku, tidak
     Sedikit peduli tentangku, tidak
     Sedikit menghubungiku, tidak
Tidak
Tidak, bukan
Kalaupun iya
Iya ada
Ada
     Hanya
     Hanya hatinya
     Bukan hidupnya
     kan?
     Bukan aku




Rabu, 02 Oktober 2013

Quotes Kompasiana "Izinkan Aku Menjadi mentari di Hatimu"






"Aku tidak posesif, hanya saja apa aku salah jika aku ingin suatu moment dimana orang yang aku cintai ada?"

"Salahkah jika dari 24 jam waktu yang dia punya aku meminta 3 jam saja bersamaku.?"

"Aku tidak tahu lagi bagaimana cara menghadapimu, selalu saja ada kata maaf buatmu, selalu saja ada cinta untukmu, tapi sampai kapan semua ini akan berlangsung dan saya selalu mengalah"

"Betapa tulus dan besarnya cinta yang ada untukku yang kutemukan lewat matanya."

"Tidak bisa ku gambarkan dengan kata-kata namun tidak ada linangan air mata seperti dalam cerita film atau dalam cerita novel, tidak ada tangis namun rasa sakitnya tiada tara, mungkin karena sakit yang tak terkira maka air mata itu tidak mengalir, membeku dan tidak mampu untuk keluar sebagai perwakilan sakitnya hati yang aku rasakan, rasanya sangat pahit, air liur yang ku telan serasa duri yang menyadarkanku bahwa cinta tidak selamanya indah."


"Terima kasih atas kejujurannya dan semua warna yang telah kau berikan padaku.

Maaf, jika selama ini aku selalu menyakitimu.
Mungkin aku yang salah dalam mengartikan segalanya.
Maaf, jika selama bersamaku kau tertekan."

" Aku memang bertopeng… aku tidak ingin terjatuh di depannya, aku harus tegar agar tidak ditertawakan olehnya, berdiri tegar dengan hati yang remuk, dadaku sesak… seperti ada batu karang di hatiku yang sedang disayat-sayat, rasanya sangat perih, aku tidak tahu apa yang tengah aku rasakan, aku tidak bisa tertidur, ku tatap langit-langit kostku, inikah yang namanya patah hati…??? Seperti inikah rasanya tersakiti, mengapa sangat perih.. bisakah aku tawar rasa sakitnya…??? Bisakah sakitnya dikurangi sedikit saja karena hatiku tengah membeku, jantungku tengah remuk, dadaku sesak sepertinya semua penyakit telah menghampiriku, mungkin tinggal menunggu waktu aku mati atau hatiku yang mati."







"Rasanya seperti dunia sedang berlari meninggalkanku."

"Hatiku tersentak… hatiku yang bernanah kini meletus seperti letusan gunung berapi, rasanya perih sekali"


"Tentu saja rasanya bahagia ketika orang yang kita cintai lebih memilih bersama dengan diriku dari pada dengan gadis lain yang lebih banyak berjasa padanya, itulah cinta sangat rumit untuk dimengerti, dan untuk kerumitan itu aku harus menderita dan mengalirkan air mata yang aku sendiri tidak mengerti mengapa tidak mengalir di kelopak mataku, mungkin air mata itu bagaikan hujan yang membanjiri hatiku yang bernanah hingga perihnya tiada tara."

 "Tapi berjanjilah untuk tetap membantunya dan tetap bersikap biasa saja padanya seperti kemarin-kemarin tapi aku mohon agar cinta untuknya bisa kau hapus."

 "Bagaimana mungkin aku bisa bersikap wajar saja padahal hatiku tengah terluka, bagaimana aku sembunyikan hatiku yang tengah remuk, aku tidak bisa bersikap biasa saja padanya karena hatiku sudah tidak berbentuk lagi"

" Aku sangat mencintaimu dan mengapa kau pergi meninggalkanku ketika cinta itu telah mendarah daging dan tidak mampu untuk aku kendalikan apalagi untuk menepisnya, aku sudah terlanjur mencintaimu."

 "Aku ingin tertawa tapi harus menertawakan apa…??? Kebodohanku karena telah jatuh cinta padanya atau air mataku yang tidak kunjung mengalir."

"Sekaranglah saatnya aku menikmati luka yang aku sendiri tidak tahu apa alasannya hadir, yach… tidak harus aku tahu semua alasannya, mengapa dia mengatakan cinta padaku, mengapa dia melukaiku dan mengapa dia menduakanku, aku tidak harus tahu alasannya tapi yang harus aku tahu bahwa aku egois dan sudah waktunya untuk intropeksi diri."

 "Sebelum aku bertemu dengannya aku bahagia dan ketika bersamanya aku semakin bahagia tapi saat ini… aku telah terluka karenanya, aku tengah tersakiti, aku tidak begitu bijaksana untuk bisa terima semuanya."

 "Sebesar apapun cinta buatmu kau tidak boleh tahu. agar kau tidak memperlakukanku seenaknya"

"Tidak perlu aku katakan bahwa aku sangat mencintaimu karena kau bisa tahu semuanya dengan sikapku."

 "Mengapa aku merasa dia sangat mencintaiku, mengapa aku merasa bahwa kata-katanya itu benar… apakah dia selalu bisa yakinkanku betapa dia sangat mencintaiku."

 "Bukankah diawal hubungan kita kau tahu aku sedang belajar untuk mencintaimu…??? Dan ketika aku berhasil mencintaimu kamu malah selingkuh dan berhasil mematahkan hatiku”

" Jangan memintaku untuk belajar mengerti keadaanmu karena aku lelah melakukan semua hal itu, mengertimu, pahami kemudian mengalah dengan keadaan yang ada, benar-benar melelahkan."

" Aku tidak bisa mengatakan bahwa aku baik-baik saja tanpanya, dia pergi tanpa menjelaskan apapun dan salah jika dia mengatakan bahwa aku tidak pernah mendengarkan dia menjelaskan, apa yang akan ku dengar ketika dia sendiri sedang diam… aku tahu aku salah tapi tidak begini caranya."

" Aku mengeluh… aku hanya bisa melakukan cara ini, mengeluh pada semua nomor yang ada di kontakku dan lucunya semua memberikan respon yang berbeda, ada yang kasihan dan ada juga yang tertawa geli menganggap semua hanya lelucon saja."

 "Ketika sang rembulan menjemput maka semuanya tertidur dan aku dengan kesendirian dan lukaku."

"Masih ada getaran yang hebat disini, getaran yang lebih kuat dari rasa benci yang ada untuknya, bukankah aku terluka karenanya…???"

 "Mungkin inilah yang dikatakan cinta yang bersedia menerima apa adanya, bersedia mencintai tanpa harus terbalaskan, bersedia menerima kelebihannya sepaket dengan kekurangannya, bersedia terluka dan menderita di atas kebahagiannya dan bersedia membuatnya mengerti bahwa hidup tetap berlanjut tanpa cinta darinya untukku."

 "Mengapa dia membuatku terluka dengan cara yang halus, dia menusukkan duri kaktus pada hatiku, sangat halus dan hamper tidak terlihat namun perihnya tidak terbayangkan, sangat perih dan aku tidak mampu untuk berbuat apa-apa untuk menghalau rasa sakit itu."

" Kenapa aku harus jatuh cinta pada orang yang salah….??? Jika saja dia bukan orang yang salah aku pasti tidak perlu dengan susah payah untuk menghapus bayangnya, tidak usah susah payah untuk mengubur semua kenangan tentangnya dan tidak usah susah payah untuk buat hatiku tenang karena dia tidak mungkin selingkuh."

 "Mengapa harus mengukir kisah cinta seperti ini…??? Bukankah aku bisa dapatkan yang jauh lebih baik darinya, yach… mungkin aku bisa menemukan yang jauh lebih baik darinya namun aku tidak mampu untuk mendapatkan yang sepertinya yang memberikan warna dalam hidupku dan buatku untuk jatuh cinta dengan sebenarnya cinta yang ada."

"Sudah tidak ada lagi dalam memori otakku tapi tidak bisa aku pungkiri masih ada rasa untuknya."

" Jika boleh jujur… ingin rasanya aku konsep sendiri cerita dalam kehidupanku, aku menjadi apa yang aku inginkan, memiliki lelaki yang aku inginkan namun aku tidak tahu bahwa nikmat dari kehidupan adalah sebuah perjuangan."






Selasa, 01 Oktober 2013

Quotes Tere Liye "Kau, Aku dan Sepucuk Angpau Merah"




 

 “Sejatinya rasa suka tidak perlu diumbar,ditulis apalagi kau pamerkan. Semakin sering kau mengatakannya,jangan-jangan dia semakin hambar, jangan-jangan kita mengatakannya hanya untuk menyugesti ,bertanya pada diri sendiri,apa memang sesuka itu... ” 


 ““Kalian tahu, cinta sejati laksana sungai besar. Mengalir terus ke hilir tidak pernah berhenti, semakin lama semakin besar sungainya, karena semakin lama semakin banyak anak sungai perasaan yang bertemu.Cinta sejati adalah perjalanan.Cinta sejati tidak pernah memiliki ujung,tujuan,apalagi hanya sekedar muara. 
Air di laut akan menguap,menjadi hujan turun di gunung-gunung tinggi,kembali menjadi ribuan anak sungai perasaan , lantas menyatu menjadi Kapuas. Itu siklus tak pernah berhenti ,begitu pula cinta.
Nah,siklus sungai Kapuas ini jauh lebih abadi dibanding cinta gombal manusia. Beribu tahun tetap ada disini,meski airnya semakin keruh. Sedangkan cinta gombal kita? Jangan bilang kematian ,bahkan jarak dan waktu sudah bisa memutusnya . ”


 “Kau tahu jumlah penduduk bumi saat ini? Tujuh miliar, Borno. Lantas, coba kau bayangkan, setiap hari ada berapa orang yang jatuh cinta dan patah hati? Menurut orang tua ini, setidaknya setiap detik ada tiga orang yang jatuh cinta, tiga orang pula yang patah hati. Dengan demikian, satu jam berarti ada sepuluh ribu, satu hari berarti dua ratus ribu pasangan yang jatuh cinta dan patah hati. Bukan main, Borno. Karena kau bisa jatuh hati serta patah hati berkali-kali, tidak macam mati atau lahir yang cuma sekali seumur hidup, jangan-jangan angkanya lebih banyak lagi. Jangan-jangan setiap hari ada seperempat juta manusia yang jatuh cinta sekaligus patah hati. Kaubayangkan, banyak sekali. Ramai sudah langit-langit bumi dengan kalimat ‘aku cinta kau’ atau ‘aku sayang kau’ atau sebaliknya ‘cukup sampai di sini, kita berpisah’. Seperti empat juta manusia setiap hari, Borno. Bayangkan.”

 “Kau bolak-balik saja sedikit hati kau. Sedikit saja, dari rasa dipaksa menjadi sukarela, dari rasa terhina menjadi dibutuhkan, dari rasa disuruh-suruh menjadi penerimaan. Seketika, wajah kau tak kusut lagi. Dijamin berhasil.”


 “Kalian tahu, cinta itu beda-beda tipis dengan musik yang indah. Ya, cinta itu macam musik yang indah. Bedanya, cinta sejati akan membuatmu tetap menari meskipun musiknya telah lama berhenti.” “Walaupun musik usai, hatimu ‘kan slalu menari”

“Kau tahu, Andi, dari begitu banyak kalimat bijak tentang cinta yang kau catat berbulan-bulan ini, untuk orang seperti kau, cukup camkan saja kalimat yang satu ini, sisanya lupakan. Camkan cinta adalah perbuatan. Nah, dengan demikian, ingat baik-baik, kau selalu bisa memberi tanpa sedikit pun rasa cinta, Andi. Tetapi kau tidak akan pernah bisa mencintai tanpa selalu memberi.”

“Kau tahu, Borno, untuk orang setua kami, boleh jadi pertemuan tadi adalah pertemuan terakhir . Besok lusa, yang terdengar kabar adalah kepergian untuk selamanya.”


“Cinta sejati selalu menemukan jalan, Borno. Ada saja kebetulan, nasib, takdir, atau apalah sebutannya. Tapi sayangnya, orang-orang yang mengaku sedang dirundung cinta justru sebaliknya, selalu memaksakan jalan cerita, khawatir, cemas, serta berbagai perangai norak lainnya. Tidak usahlah kau gulana, wajah kusut. Jika berjodoh, Tuhan sendiri yang akan memberikan jalan baiknya. Kebetulan yang menakjubkan.”


“Nah, akhirnya kau bertanya, Borno. Banyak orang yang kadang lupa bertanya muasal uang kalau dia terlanjur menikmatinya. Anak lupa bertanya kepada bapak, istri lupa bertanya kepada suami. Tenang, Borno, semua halal. Kau jangan meremehkan orang tua ini. Mentang-mentang rumahnya kayu, bajunya lusuh, berarti dia miskin papa. Enak saja. Anggap saja orang tua ini pandai menabung saat masih muda. Jadi masa tuanya tidak perlu bergantung pada siapapun, apalagi sampai terlantar dan terhina.” 


“Kau lupa, Borno. Kalau hati kau sedang banyak pikiran, gelisah, kau selalu punya teman dekat. Mereka bisa jadi penghiburan, bukan malah sebaliknya kau abaikan. Nah, itulah tips terhebatnya. Habiskan masa-masa sulit kau dengan teman terbaik, maka semua akan terasa lebih ringan.”


“Camkan ini, anakku. Ketika situasi memburuk, ketika semua terasa berat dan membebani, jangan pernah merusak diri sendiri. Orang tua ini tahu persis. Boleh jadi ketika seseorang yang kita sayangi pergi, maka separuh hati kita seolah tercabik ikut pergi. Kautanyakan pada ibu kau, itulah yang dia rasakan saat bapak kau dibelah dadanya, diambil jantungnya dan pergi selamanya. Tapi kau masih memiliki separuh hati yang tersisa, bukan? Maka jangan ikut merusaknya pula. Itulah yang kau punya sekarang.”

“Sudahlah, mari kita habiskan teh saja, Borno. Urusan perasaan bisa menunggu kapan-kapan, tapi urusan teh, tidak bisa. Sebentar lagi dingin, terlanjur tidak nikmat. Kau tahu, terkadang orang-orang bernasib sama seperti kau ini bahkan tidak mengerti kalimatku tadi.”

“Tentu ada, Borno. Tentu ada. Tapi aku akan membiarkan kau sendiri yang akan menulis cerita hebat itu. Untuk orang-orang seperti kau, yang jujur atas kehidupan, bekerja keras, dan sederhana, maka definisi cinta sejati akan mengambil bentuk yang amat berbeda, amat menakjubkan.”

“Separuh hatiku kuyu mengakui, bagaimana aku mengusirnya jauh-jauh? Perasaan itu mekar begitu saja di hati, tidak kusemai bibitnya.”

“Aku bukan seperti Pak Tua yang bijak. Aku juga tidak seperti almarhum Bapak yang pahit getir di akhir hidupnya tetap memiliki kebaikan. Aku sekadar Borno, anak muda usia dua puluh dua, tidak berpendidikan tinggi, hanya pengemudi sepit. Apa lagi yang bisa kupikirkan selain sedih, ragu-ragu, bingung, dan entahlah. Kejadian mengantar Mei tadi mempengaruhiku banyak. Membuatku berpikir ulang, menata hati, hingga lelah, lalu jatuh tertidur.”

“Pak Tua selalu benar. Kalaupun dia keliru, atau kenyataannya berbeda dari yang dia tebak, itu biasanya karena kenyataan itu datang terlambat.”


“Aku punya banyak rencana, Pak Tua. Bukankah Pak Tua sendiri yang pernah bilang, terkadang dalam banyak keterbatasan, kita harus bersabar menunggu rencana terbaik datang, sambil terus melakukan apa yang bisa dilakukan?”

“Ibu, usiaku dua puluh dua, selama ini tidak ada yang mengajariku tentang perasaan-perasaan, tentang salah paham, tentang kecemasan, tentang bercakap dengan seseorang yang kaukagumi. Tapi sore ini, meski dengan menyisakan banyak pertanyaan, aku tahu, ada momen penting dalam hidup kita ketika kau merasa ada sesuatu yang terjadi di hati. Sesuatu yang tidak pernah bisa dijelaskan. Sayangnya, sore itu juga menjadi sore perpisahanku, persis ketika perasaan itu mulai muncul kecambahnya.”


“Amboi, kalian tahu? Rasa sedih melihat teman baik menangis ternyata bisa berubah menjadi semangat menggebu tiada tara. Rasa pilu melihat teman baik teraniaya, bahkan konon bisa mengubah seorang pengecut menjadi panglima perang.”

“Aku berjanji akan selalu mencintai kau, Mei. Bahkan, walau aku telah membaca surat dalam angpau merah itu ribuan kali, tahu masa lalu yang menyakitkan, itu tidak akan mengubah apapun.”

 “Minggu-minggu terakhir ini membingungkan. Bahkan sebenarnya, sejak pertama kali kita bertemu di atas sepit, semua sudah rumit.”

“Berjanjilah Abang, hingga hari itu tiba, baik atau buruk akhirnya, sesuai atau tidak sesuai dengan harapan, Abang Borno akan terus melanjutkan hari-hari, terus menjadi bujang dengan hati paling lurus di sepanjang tepian Kapuas.”


“Jangan sekali-kali kau biarkan prasangka jelak, negatif, buruk, apalah namanya itu muncul di hati kau. Dalam urusan ini, selalulah berprasangka positif. Selalulah berharap yang terbaik. Karena dengan berprasangka baik saja, hati kau masih ketar-ketir memendam duga, menyusun harap, apalagi dengan prasangka negatif, tambah kusut lagi perasaan kau. Aku tahu kau kecewa, Borno, tetapi jangan biarkan terlalu. Aku tahu kau sedih, tapi jangan biarkan menganga dalam. Esok lusa boleh jadi ada penjelasan yang lebih baik. Bersabarlah, kau paham?” 

"Berasumsi dengan perasaan , sama saja dengan membiarkan hati kau diracuni  harapan baik. padahal boleh jadi kenyataannya tidak seperti itu. menyakitkan."


"Cinta adalah perbuatan. kata-kata dan tulisan indah adalah omong kosong."

"Hebat sekali benda bernama perasaan itu, dia bisa membuat harimu berubah cerah dalam sekejap padahal dunia sedang mendung. dan dikejap berikutnya harimu jadi buram padahal dunia sedang terang benderang."

Quotes Tere Liye "Rembulan Tenggelam di Wajahmu"



“Begitulah kehidupan, Ada yang kita tahu, ada pula yang tidak kita tahu. Yakinlah, dengan ketidak-tahuan itu bukan berarti Tuhan berbuat jahat kepada kita. Mungkin saja Tuhan sengaja melindungi kita dari tahu itu sendiri.”

“Bagi manusia, hidup itu juga sebab-akibat, Ray. Bedanya, bagi manusia sebab-akibat itu membentuk peta dengan ukuran raksasa. Kehidupanmu menyebabkan perubahan garis kehidupan orang lain, kehidupan orang lain mengakibatkan perubahan garis kehidupan orang lainnya lagi, kemudian entah pada siklus yang keberapa, kembali lagi ke garis kehidupanmu.... Saling mempengaruhi, saling berinteraksi.... Sungguh kalau kulukiskan peta itu maka ia bagai bola raksasa dengan benang jutaan warna yang saling melilit, saling menjalin, lingkar-melingkar. Indah. Sungguh indah. Sama sekali tidak rumit.”

“Andaikata semua kehidupan ini menyakitkan, maka di luar sana pasti masih ada sepotong bagian yang menyenangkan. Kemudian kau akan membenak pasti ada sesuatu yang jauh lebih indah dari menatap rembulan di langit. Kau tidak tahu apa itu, karna ilmumu terbatas. Kau hanya yakin , bila tidak di kehidupan ini suatu saat nanti pasti akan ada yang lebih mempesona dibanding menatap sepotong rembulan yang sedang bersinar indah.”

 “Hanya orang-orang dengan hati damailah yang boleh menerima kejadian buruk dengan lega.”

 “Semua orang selalu diberikan kesempatan untuk kembali. Sebelum mau menjemput, sebelum semuanya benar-benar terlambat. Setiap manusia diberikan kesempatan mendapatkan penjelasan atas berbagai pertanyaan yang mengganjal hidupnya.”

 “Orang-orang yang memiliki tujuan hidup, tahu persis apa yg hendak dicapainya, maka baginya semua kesedihan yang dialaminya adalah tempaan, harga tujuan tersebut. Dan sebaliknya.”

 “Apakah aku cantik? Aku selalu ingin terlihat cantik di depanmu. Apakah kamu ikhlas denganku
sebagai istrimu?”

"Ketika kau merasa hidupmu menyakitkan dan merasa muak dengan semua penderitaan, maka itu saatnya kau harus melihat ke atas, pasti ada kabar baik untukmu, janji-janji, masa depan. Dan sebaliknya, ketika kau merasa hidupmu menyenangkan dan selalu merasa kurang dengan semua kesenangan, maka itulah saatnya kau harus melihat ke bawah, pasti ada yang lebih tidak beruntung darimu. Hanya sesederhana itu. Dengan begitu, kau akan selalu pandai bersyukur."

"Malam-malam itu meski amat bencinya dia dengan keputusan Tuhan, amat marahnya dengan segala takdir, sepotong rembulan diatas selalu membuatnya berterima kasih."

"Mungkin itu gunanya Tuhan menciptakan rembulan terlihat indah dari bumi. Menjadi penghibur bagi hati yang resah menatapnya."

"Kau tahu, hampir semua orang pernah kehilangan sesuatu yang berharga miliknya, semua kehilangan itu menyakitkan."

"Rasa sakit yang timbul karena perbuatan aniaya dan menyakitkan itu sementara. Pemahaman dan penerimaan tulus dari kejadian yang menyakitkan itulah yang abadi"

Istilah "Macam-macam Phobia"

 
Acerbophobia: Ketakutan pada asam.
Acousticophobia: Ketakutan pada suara.
Acrophobia / Hypsophobia: Ketakutan pada tempat yang tinggi.
Aerophobia / Anemophobia: Ketakutan serta panik apabila kulit mereka terkena aliran udara.
Agoraphobia / Kenophobia: Ketakutan pada ruang yang kosong atau terbuka.
Agyophobia: Ketakutan akan jalan yang ramai dan cenderung takut untuk menyeberang.
Allodoxaphobia: Takut pada pendapat.
Amatophobia: Ketakutan pada debu.
Amaxophobia: Ketakutan berkendaraan.
Amychophobia: Ketakutan apabila dirinya disiksa atau mengalami luka / kecelakaan.
Androphobia: Androphobia dijumpai pada wanita, yaitu ketakutan pada laki-laki.
Anemophobia: Takut pada pergerakan udara atau angin.
Anthophobia: Ketakutan terhadap bunga.
Anthrophobia / Sociophobia: Ketakutan pada masyarakat atau orang secara umum.
Antlophobia: Ketakutan pada sungai, banjir atau air yang mengalir.
Apeirophobia: Ketakutan pada hal-hal yang tak terbatas, misalnya: sumur, langit, laut, dll.
Apiphobia / Melissophobia: Ketakutan pada binatang yang menyengat.
Arachnephobia: Ketakutan pada laba-laba.
Asthenophobia: Ketakutan menjadi lemah.
Astrophobia: Ketakutan pada langit dan angkasa.
Ataxophobia: Takut pada kekacauan atau ketidakrapian.
Atephobia: Takut tinggal di pegunungan atau dirumah bertingkat karena dibayangi oleh ketakutan akan reruntuhan.
Auroraphobia: Ketakutan pada aurora atau cahaya utara, yaitu suatu fenomena alam yang hanya tampak di daerah belahan utara bumi.
Automanophobia: Takut pada suara perut, makhluk animasi, patung lilin, segala sesuatu yang secara salah merepresentasikan makhluk yang memiliki persepsi.
Autophobia: Ketakutan pada diri sendiri.
Bacilliophobia / Microphobia: Ketakutan akan baksil atau kuman.
Ballistophobia: Ketakutan terhadap proyektil, misalnya peluru kendali, roket, mortir atau meriam.
Basophobia / Stasiphobia: Ketakutan untuk berdiri tegak atau ketakutan untuk berjalan.
Bathophobia: Ketakutan akan kedalaman atau obyek yang lebih tinggi, misalnya gedung pencakar langit atau tebing yang curam.
Belonephobia / Aichmophobia: Ketakutan pada benda-benda yang tajam.
Bibliophobia: Ketakutan bila melihat buku.
Botophobia: Ketakutan pada ruang atau kamar dibawah tanah.
Bromhidrophobia: Ketakutan bila dirinya mengeluarkan bau badan atau takut kepada bau badan orang lain.
Brontophobia: Ketakutan akan suara halilintar.
Bufonophobia: Takut pada katak.
Cancerphobia: Ketakutan akan akan penyakit kanker.
Cheimaphobia / Psycrophobia: Ketakutan bila kedinginan.
Chermatophobia: Ketakutan terhadap uang.
Chromatophobia: Ketakutan akan warna-warna tertentu, misalnya ketakutan akan warna merah (erythrophobia).
Phobia terhadap warna hitam lebih sering dihubungkan dengan phobia terhadap kegelapan (noctiphobia).
Chronophobia: Ketakutan pada suara jam berdentang.
Cibophobia: Takut makan karena takut menjadi sakit akibat kuman yang ada dalam makanan.
Claustrophobia: Ketakutan berada dalam ruangan sempit.
Cleithrophobia: Ketakutan apabila terkunci didalam suatu ruangan.
Clinicophobia: Ketakutan untuk ke dokter atau berobat.
Cremnophobia: Ketakutan berada di tebing yang curam.
Coitophobia: Ketakutan untuk melakukan persetubuhan dengan lawan jenis.
Coprophobia / Mysophobia / Tocophobia: Takut terhadap kotoran.
Crystallophobia / Hyalophobia: Ketakutan terhadap benda-benda yang terbuat dari gelas.
Cynophobia: Ketakutan terhadap anjing.
Demonophobia / Ghostphobia: Ketakutan akan setan-setan.
Diabetophobia: Takut terhadap penyakit diabetes / kencing manis.
Domatophobia / Oikophobia: Ketakutan yang terjadi bila berada didalam rumah.
Doraphobia: Ketakutan yang terjadi bila menjamah bulu binatang.
Dromophobia: Ketakutan untuk mengembara.
Dysmorphophobia / Teratophobia: Takut pada orang cacat.
Electrophobia: Ketakutan terhadap listrik.
Electrophobia: Ketakutan terhadap listrik.
Entomophobia / Melissophobia: Ketakutan pada serangga.
Ereutophobia: Ketakutan akan rasa malu.
Ergophobia: Takut bekerja.
Erotophobia: Takut akan cinta sexuil.
Eurotophobia: Takut pada alat kelamin wanita.
Galeophobia / Ailurophobia / Gatophobia: Takut akan kucing.
Gamaphobia: Takut akan perkawinan.
Genophobia: Takut sakit demam panas.
Gephyrophobia / Gephydrophobia / Gephysrophobia: Takut menyeberang jembatan.
Gerontophobia: Ketakutan terhadap usia tua.
Graphophobia: Ketakutan bila melihat tulisan.
Gynaephobia: Perasaan takut kepada wanita.
Hadephobia: Takut akan neraka.
Hamartophobia: Takut akan dosa dan kesalahan.
Hapephobia: Ketakutan terhadap sentuhan fisik.
Hellenologophobia: Takut pada istilah atau terminologi ilmiah rumit dari bahasa Yunani.
Hierophobia: Ketakutan akan barang-barang suci.
Hematophobia: Ketakutan melihat darah.
Heliophobia: Ketakutan bila melihat atau terkena sinar matahari.H
odophobia: Takut bepergian.
Homichlophobia: Ketakutan pada kabut.
Homophobia: Ketakutan pada orang-orang homo seks.
Hormephobia: Takut pada suatu kejutan.
Hydrophobia / Iyssophobia: Takut pada air.
Hygrophobia: Ketakutan pada tempat yang lembab.
Hylophobia: Ketakutan terhadap hutan.
Hypengyophobia: Ketakutan terhadap tanggung jawab.
Hypnophobia: Ketakutan untuk tidur.
Ichtyophobia: Ketakutan terhadap ikan.
Ideophobia: Ketakutan akan ide-ide.
Iophobia: Ketakutan bila melihat racun.
Kakorhaphiophobia: Takut akan kegagalan.
Kathisophobia: Takut duduk.
Kinesophobia: Takut melihat gerakan-gerakan.
Kleptophobia / Harpaxophobia: Takut pada pencuri atau perampok.
Linonophobia: Takut akan benang, tali atau senar.
Lygophobia: Takut berada di tempat gelap.
Lyssophobia: Takut bila menjadi gila.
Mastigophobia: Takut pada hukuman.
Merinthophobia: Ketakutan bila diikat.
Metallophobia: Ketakutan terhadap benda-benda logam.
Misophobia: Takut terkena kotoran atau kuman.
Monophobia: Takut bila ditinggal seorang diri.
Myctophobia: Takut akan apa-apa yang gelap.
Mythophobia: Takut untuk tertipu.
Necrophobia: Takut terhadap orang mati atau mayat.
Neophobia / Kainophobia: Takut pada segala sesuatu yang baru.
Nyctophobia: Takut gelap atau malam.
Obesitophobia: Ketakutan untuk menjadi gemuk.
Octophobia: Takut pada angka 8.
Odontophobia: Takut pada gigi binatang.
Ombrophobia: Takut pada hujan.
Onemophobia / Phronemophobia: Takut untuk berpikir.
Onomatophobia: Takut mendengar suatu nama tertentu.
Ophidiophobia: Takut akan ular atau binatang melata.
Ophthalmophobia / Scopophobia: Takut dilihat oleh orang lain.
Oneirophobia: Takut pada mimpi.
Ornithophobia: Takut pada burung.
Papyrophobia: Takut pada kertas.
Paraphobia: Takut pada penyimpangan seksual.
Pathophobia / Nosophobia: Takut akan penyakit.
Peccatiphobia: Takut berbuat dosa.
Pedagogiephobia: Takut pada suatu pendidikan.
Pediculophobia: Takut pada binatang kutu.
Pedophobia: Takut berjumpa dengan anak-anak.
Pengophobia: Takut pada siang hari.
Pharmacophobia / Hydrargyrophobia: Takut terhadap berbagai macam obat-obatan.
Photophobia: Takut akan sinar atau cahaya.
Phobophobia: Takut pada phobia.
Phonophobia: Takut pada bunyi atau suara (termasuk suaranya sendiri).
Pnygophobia: Ketakutan akan bayangan kematian tidak dapat bernapas atau tercekik.
Pyrexeophobia / Febriphobia: Takut pada panas.
Pyrophobia: Takut terhadap api.Rhabdophobia: Takut dipukul.
Rodentiophobia: Takut terhadap tikus.
Scatophobia: Takut pada kotoran atau tinja.
Scelerophobia: Takut pada orang-orang jahat / perampok.
Selaphobia: Takut pada kilat.
Siderodromophobia: Takut pada kereta api, rel atau perjalanan dengan menggunakan kereta api.
Social Phobia: Takut dinilai secara negatif dalam situasi-situasi sosial.
Sociophobia / Ochlophobia / Polyphobia: Ketakutan akan sekumpulan orang.
Surgerophobia: Ketakutan untuk menjalani suatu operasi.
Taphephobia: Ketakutan apabila dikubur hidup-hidup.
Telephonophobia: Takut pada telepon.
Teratophobia: Ketakutan akan melahirkan anak cacat atau anak yang menyerupai monster.
Thalassophobia: Ketakutan terhadap lautan.
Thanatophobia / Thantophobia: Takut pada kematian.
Theophobia: Ketakutan terhadap Tuhan.
Tocophobia / Maieusiophobia: Takut bila melihat kelahiran bayi.
Toxicophobia: Takut akan diracun.
Trichophobia: Ketakutan pada rambut atau bulu.
Triskaidekaphobia: Ketakutan pada bilangan 13.
Ufophobia: Ketakutan akan munculnya makhluk angkasa luar.
Vaccinophobia: Takut di suntik.
Verminophobia: Takut pada kuman.
Vermiphobia / Helminthophobia: Takut pada cacing.
Xenophobia: Ketakutan pada orang asing atau orang dari negara asing.
Zoophobia: Takut pada binatang.