Rabu, 02 Oktober 2013

Quotes Kompasiana "Izinkan Aku Menjadi mentari di Hatimu"






"Aku tidak posesif, hanya saja apa aku salah jika aku ingin suatu moment dimana orang yang aku cintai ada?"

"Salahkah jika dari 24 jam waktu yang dia punya aku meminta 3 jam saja bersamaku.?"

"Aku tidak tahu lagi bagaimana cara menghadapimu, selalu saja ada kata maaf buatmu, selalu saja ada cinta untukmu, tapi sampai kapan semua ini akan berlangsung dan saya selalu mengalah"

"Betapa tulus dan besarnya cinta yang ada untukku yang kutemukan lewat matanya."

"Tidak bisa ku gambarkan dengan kata-kata namun tidak ada linangan air mata seperti dalam cerita film atau dalam cerita novel, tidak ada tangis namun rasa sakitnya tiada tara, mungkin karena sakit yang tak terkira maka air mata itu tidak mengalir, membeku dan tidak mampu untuk keluar sebagai perwakilan sakitnya hati yang aku rasakan, rasanya sangat pahit, air liur yang ku telan serasa duri yang menyadarkanku bahwa cinta tidak selamanya indah."


"Terima kasih atas kejujurannya dan semua warna yang telah kau berikan padaku.

Maaf, jika selama ini aku selalu menyakitimu.
Mungkin aku yang salah dalam mengartikan segalanya.
Maaf, jika selama bersamaku kau tertekan."

" Aku memang bertopeng… aku tidak ingin terjatuh di depannya, aku harus tegar agar tidak ditertawakan olehnya, berdiri tegar dengan hati yang remuk, dadaku sesak… seperti ada batu karang di hatiku yang sedang disayat-sayat, rasanya sangat perih, aku tidak tahu apa yang tengah aku rasakan, aku tidak bisa tertidur, ku tatap langit-langit kostku, inikah yang namanya patah hati…??? Seperti inikah rasanya tersakiti, mengapa sangat perih.. bisakah aku tawar rasa sakitnya…??? Bisakah sakitnya dikurangi sedikit saja karena hatiku tengah membeku, jantungku tengah remuk, dadaku sesak sepertinya semua penyakit telah menghampiriku, mungkin tinggal menunggu waktu aku mati atau hatiku yang mati."







"Rasanya seperti dunia sedang berlari meninggalkanku."

"Hatiku tersentak… hatiku yang bernanah kini meletus seperti letusan gunung berapi, rasanya perih sekali"


"Tentu saja rasanya bahagia ketika orang yang kita cintai lebih memilih bersama dengan diriku dari pada dengan gadis lain yang lebih banyak berjasa padanya, itulah cinta sangat rumit untuk dimengerti, dan untuk kerumitan itu aku harus menderita dan mengalirkan air mata yang aku sendiri tidak mengerti mengapa tidak mengalir di kelopak mataku, mungkin air mata itu bagaikan hujan yang membanjiri hatiku yang bernanah hingga perihnya tiada tara."

 "Tapi berjanjilah untuk tetap membantunya dan tetap bersikap biasa saja padanya seperti kemarin-kemarin tapi aku mohon agar cinta untuknya bisa kau hapus."

 "Bagaimana mungkin aku bisa bersikap wajar saja padahal hatiku tengah terluka, bagaimana aku sembunyikan hatiku yang tengah remuk, aku tidak bisa bersikap biasa saja padanya karena hatiku sudah tidak berbentuk lagi"

" Aku sangat mencintaimu dan mengapa kau pergi meninggalkanku ketika cinta itu telah mendarah daging dan tidak mampu untuk aku kendalikan apalagi untuk menepisnya, aku sudah terlanjur mencintaimu."

 "Aku ingin tertawa tapi harus menertawakan apa…??? Kebodohanku karena telah jatuh cinta padanya atau air mataku yang tidak kunjung mengalir."

"Sekaranglah saatnya aku menikmati luka yang aku sendiri tidak tahu apa alasannya hadir, yach… tidak harus aku tahu semua alasannya, mengapa dia mengatakan cinta padaku, mengapa dia melukaiku dan mengapa dia menduakanku, aku tidak harus tahu alasannya tapi yang harus aku tahu bahwa aku egois dan sudah waktunya untuk intropeksi diri."

 "Sebelum aku bertemu dengannya aku bahagia dan ketika bersamanya aku semakin bahagia tapi saat ini… aku telah terluka karenanya, aku tengah tersakiti, aku tidak begitu bijaksana untuk bisa terima semuanya."

 "Sebesar apapun cinta buatmu kau tidak boleh tahu. agar kau tidak memperlakukanku seenaknya"

"Tidak perlu aku katakan bahwa aku sangat mencintaimu karena kau bisa tahu semuanya dengan sikapku."

 "Mengapa aku merasa dia sangat mencintaiku, mengapa aku merasa bahwa kata-katanya itu benar… apakah dia selalu bisa yakinkanku betapa dia sangat mencintaiku."

 "Bukankah diawal hubungan kita kau tahu aku sedang belajar untuk mencintaimu…??? Dan ketika aku berhasil mencintaimu kamu malah selingkuh dan berhasil mematahkan hatiku”

" Jangan memintaku untuk belajar mengerti keadaanmu karena aku lelah melakukan semua hal itu, mengertimu, pahami kemudian mengalah dengan keadaan yang ada, benar-benar melelahkan."

" Aku tidak bisa mengatakan bahwa aku baik-baik saja tanpanya, dia pergi tanpa menjelaskan apapun dan salah jika dia mengatakan bahwa aku tidak pernah mendengarkan dia menjelaskan, apa yang akan ku dengar ketika dia sendiri sedang diam… aku tahu aku salah tapi tidak begini caranya."

" Aku mengeluh… aku hanya bisa melakukan cara ini, mengeluh pada semua nomor yang ada di kontakku dan lucunya semua memberikan respon yang berbeda, ada yang kasihan dan ada juga yang tertawa geli menganggap semua hanya lelucon saja."

 "Ketika sang rembulan menjemput maka semuanya tertidur dan aku dengan kesendirian dan lukaku."

"Masih ada getaran yang hebat disini, getaran yang lebih kuat dari rasa benci yang ada untuknya, bukankah aku terluka karenanya…???"

 "Mungkin inilah yang dikatakan cinta yang bersedia menerima apa adanya, bersedia mencintai tanpa harus terbalaskan, bersedia menerima kelebihannya sepaket dengan kekurangannya, bersedia terluka dan menderita di atas kebahagiannya dan bersedia membuatnya mengerti bahwa hidup tetap berlanjut tanpa cinta darinya untukku."

 "Mengapa dia membuatku terluka dengan cara yang halus, dia menusukkan duri kaktus pada hatiku, sangat halus dan hamper tidak terlihat namun perihnya tidak terbayangkan, sangat perih dan aku tidak mampu untuk berbuat apa-apa untuk menghalau rasa sakit itu."

" Kenapa aku harus jatuh cinta pada orang yang salah….??? Jika saja dia bukan orang yang salah aku pasti tidak perlu dengan susah payah untuk menghapus bayangnya, tidak usah susah payah untuk mengubur semua kenangan tentangnya dan tidak usah susah payah untuk buat hatiku tenang karena dia tidak mungkin selingkuh."

 "Mengapa harus mengukir kisah cinta seperti ini…??? Bukankah aku bisa dapatkan yang jauh lebih baik darinya, yach… mungkin aku bisa menemukan yang jauh lebih baik darinya namun aku tidak mampu untuk mendapatkan yang sepertinya yang memberikan warna dalam hidupku dan buatku untuk jatuh cinta dengan sebenarnya cinta yang ada."

"Sudah tidak ada lagi dalam memori otakku tapi tidak bisa aku pungkiri masih ada rasa untuknya."

" Jika boleh jujur… ingin rasanya aku konsep sendiri cerita dalam kehidupanku, aku menjadi apa yang aku inginkan, memiliki lelaki yang aku inginkan namun aku tidak tahu bahwa nikmat dari kehidupan adalah sebuah perjuangan."






Tidak ada komentar:

Posting Komentar